Nama Program: Voices for Just Climate Action (VCA)
Periode Pelaksanaan Program: September 2021 – April 2025
Sumber Pendanaan: HIVOS – Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial
Selama empat tahun terakhir, Yayasan Hivos bekerja sama dengan LSM Barakat telah mengimplementasikan Program Voices for Just Climate Action (VCA) di wilayah Kabupaten Lembata, khususnya di Kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur, dan Lebatukan. Desa-desa sasaran program ini meliputi Lamatokan, Kolontobo, Lamawolo, Tapobaran, dan Dikesare.
Program VCA bertujuan untuk memperkuat suara masyarakat sipil dan kelompok marjinal dalam upaya mendorong aksi iklim yang adil, terutama di wilayah-wilayah yang paling rentan terdampak oleh perubahan iklim. Pendekatan VCA difokuskan pada penguatan kapasitas lokal, pemberdayaan narasi komunitas, serta kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong kebijakan dan aksi yang lebih inklusif serta berkeadilan.
Ada tiga pilar utama dalam pelaksanaan program ini:
-
Peningkatan Kapasitas Kelompok Lokal dan Masyarakat Marjinal: Program VCA membekali kelompok masyarakat sipil dan komunitas adat dengan pengetahuan, keterampilan advokasi, dan alat analisis kebijakan iklim, agar mereka dapat menyuarakan kepentingannya secara efektif di tingkat lokal hingga nasional.
-
Akuisisi Narasi di Media dan Jaringan Advokasi: Dengan membangun hubungan dengan media lokal dan nasional serta terlibat aktif dalam jaringan organisasi masyarakat sipil (OMS), VCA memperluas ruang narasi iklim dari sudut pandang komunitas terdampak. Cerita-cerita dari desa tidak hanya berhenti di tingkat lokal, tetapi turut membentuk diskursus kebijakan di tingkat yang lebih tinggi.
-
Pertukaran Pengetahuan dan Kearifan Lokal: Program ini juga menjadi wadah untuk mendokumentasikan, menyebarkan, dan mengangkat kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan dan adaptasi iklim. Forum-forum pertukaran pengetahuan telah menjadi ruang belajar bersama antar komunitas di berbagai wilayah di Indonesia.
Selama empat tahun implementasi, VCA telah membuka ruang-ruang partisipasi yang lebih luas bagi perempuan, pemuda, dan kelompok adat dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan hidup. Di desa-desa sasaran, muncul berbagai inisiatif lokal berbasis pengetahuan tradisional dan pendekatan ekologis yang memperkuat ketahanan komunitas.